Kamis, 07 Desember 2017

Oleh-oleh Khas Kota Banjarnegara

1. Pepaya Gunung (Carica)
carica-diengpohonBuah Carica (https://budparbanjarnegara.com)
Buah Carica, yang memiliki nama latin Carica Pubescens ini masuk dalam golongan famili Pepaya. Hanya saja, bertolak belakang dengan Pepaya yang biasa hidup di tempat panas , justru Carica hanya bisa tumbuh ditempat dataran tinggi dengan suhu udara relatif dingin. Oleh karena itu, buah ini banyak tumbuh di Dataran Tinggi Dieng (1.500-3.000 meter di atas permukaan laut).
Tanaman pepaya gunung (carica) merupakan pohon kecil atau perdu yang tidak berkayu, mirip dengan pepaya biasa. Tetapi mempunyai cabang yang lebih banyak dan ukuran semua bagian tanaman lebih kecil. Tinggi rata-rata adalah 1-2 meter namun bisa juga lebih tinggi. Buah pepaya gunung ini yang dapat diolah dan dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya dapat dijadikan sirup, jus, manisan dan selai. Buah carica cocok dimakan oleh orang yang memiliki perut lemah terhadap buah-buahan karena mempunyai sifat memperbaiki pencernaan. Untuk info lebih lengkapnya, Anda bisa juga baca artikel tentang carica di wikipedia tentang pepaya gunung (carica).
2. Keripik Kentang
img_5148
Seperti yang sudah diketahui, Dataran tinggi Dieng memiliki potensi pertanian yang bagus. Kentang yang dihasilkan sangat lah memiliki kualitas yang tinggi.
Kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Jawa Tengah yang dikenal ada 2 jenis yaitu Kentang Sayur (Varietas Granola) dan kentang proses (Varietas Atlantik dan Herta). Kentang proses adalah kentang yang dapat diolah menjadi berbagai makanan diantaranya keripik kentang. Keripik kentang ada 2 macam yaitu keripik kentang putih dan keripik kentang kuning.
Keripik kentang yang dikemas secara higenis dengan rasa asin dan gurih ini dibuat oleh home industri kentang yang di pakai adalah jenis potato, atau khusus untuk dibuat keripik kentang. Keripik kentang dieng, harga lebih murah rasa gak kalah sama keripik potato-potato yg ada di supermarket-supermarket.
3. Purwaceng (pimpinella pruatjan), Ginsengnya Orang Dieng
1583193981purwaceng
Purwaceng adalah minuman khas Dieng yang dibuat dari rebusan tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan), species yang hampir punah ini hanya tumbuh di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Purwaceng sejak jaman raja-raja Jawa dahulu dikenal sebagai pendongkrak stamina dan pengobar gairah seksual. Inilah yang membuat Purwaceng juga dikenal sebagai viagra tradisional.
Rasanya pedas seperti air jahe, sensasi ini dihasilkan oleh akar dan bijinya. Purwaceng sangat cocok disajikan selagi hangat dan diminum dalam cuaca dingin, seperti yang setiap hari terjadi di Dieng.
4. Kopi Banjarnegara
gondo-arum
Tanaman kopi tersebar di Desa Ratamba (Kecamatan Pejawaran), Babadan (Pagentan), Kubang dan Dawuhan (Wanayasa), Leksana (Karangkobar), serta Karanganyar dan Majatengah (Kalibening).
Tanaman kopi yang dikembangkan, yakni robusta untuk wilayah yang berada pada ketinggian kurang dari 1.000 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan arabica untuk wilayah yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl.
panen kopi Garut yang berwarna merah di perkebunan kopi Garut. KONTAN/Djumyati Partawidjaja
Kopi Arabica dikonsentrasikan di Kecamatan Pejawaran dan Karangkobar serta Kecamatan Wanayasa untuk Robusta.
Yang unik Kopi Arabica Ratamba, tanpa rasa pahit sama sekali. Bahkan mereka bisa menemukan rasa manis dan ada rasa teh yg muncul.
Di Purwokerto, Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lainnya saat ini sudah banyak yang menggunakan kopi Banjarnegara.
5. Dodol Salak
dodol salak
 Dodol Salak adalah makanan sejenis dodol yang terbuat dari buah salak dan sangat menarik untuk dijadikan oleh-oleh atau buah tangan. Proses pembuatan Dodol Salak ini cukup sederhana. Resep dodol salah terdiri dari bahan utama salak ditambah bahan pembuat dodol pada umumnya.
6. Sirup SalakHasil gambar untuk foto sirup salak

Salak adalah salah satu jenis buah yang sangat mudah kita temui di negeri tercinta kita ini. Buah ini cukup unik karena memiliki kulit keras yang seperti sisik beserta isi yang juga keras berwarna cokelat kehitaman yang orang-orang Jawa menyebutnya sebagai kenthos. Jika dilihat dari pohonnya salak tumbuh dengan batang yang penuh dengan duri dan daun-daun yang kecil memanjang, dengan buah yang tumbuh disela-sela batang yang berduri tersebut.

Salak memiliki nama binomial Salacca zalacca namun orang-orang bule memiliki sebutan yang sangat unik yaitu snake fruit yang apabila kita artikan kedalam bahasa Indonesia adalah buah ular. Hal ini mungkin kulit salak seperti yang kami sebutkan diatas memiliki kulit yang seperti sisik, sehingga buah ini disebut demikian.

Asal-usul dari buah ini sampai sekarang memang masih tidak diketahui, namun pohon salak sendiri tumbuh liar di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Selain itu buah Salak juga diperkenalkan dibeberapa negara lain seperti Filipina, Papua Nugini, Queensland maupun Fiji, dan juga dibudidayakan di Thailand dan Malaysia.   

Sejarah Banjarnegara

Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika dia harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Dia mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 dia wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII. Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 dia berhenti, pensiun. Penggantinya putra dia Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, dia keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Di antarapara Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 zaman, yaitu zaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949). Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah : R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)
  • Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
  • Raden Mas Jayamisena (1896-1927)
  • Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)
  • Raden Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
  • Raden Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
  • Raden Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
  • Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
  • Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
  • H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
  • Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
  • Drs.H.Nurachmad, tahun 1996 - 2001.
  • Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup: Drs. Hadi Supeno, Msi, tahun 2001-2006
  • Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup: Drs. Soehardjo. MM, tahun 2006-2011
  • Sutedjo dan Wabup : Hadi Supeno tahun 2011-2016
  • Budhi Sarwono (Wing Chin) dan Wabup: H. Syamsudin, S.Pd,, M.Pd.

Lambang

Tanggal 17 Agustus 1967 merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Banjarnegara yang ditandai pembukaan selubung Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M.Soedjirno, di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRDGR), setelah disahkan DPRDGR Kabupaten Banjarnegara 11 Agustus 1967.
Lambang Daerah tersebut dibuat oleh panitia khusus DPRDGR, ditambah gambar dari pemenang kedua dan pemenang harapan Sayembara Lambang Banjarnegara yang terdiri dari: R. Soenardi (Ketua merangkap anggota), Moh. Kosim (Wakil ketua merangkap anggota), Soetarno (anggota), Soedijono Tjokrosapoetra (anggota), dan Marchaban Mangunhardjo (anggota). Panitia khusus tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan DPRDGR Banjarnegara No. 145/17/DPRDGR-66 tertanggal 9 Desember 1966.

Arti lambang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 11 Tahun 1988 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tentang Lambang Daerah, Banjarnegara memiliki sesanti (semboyan) yang berbunyi Wani Memetri Rahayuning Praja. Maknanya; Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir batin bagi rakyat dan pemerintahannya.

Tokoh Penting diBanjarnegara

Pahlawan-pahlawan yang berjasa di BanjanegaraPANGLIMA BESAR JENDRAL SOEDIRMAN

Jenderal Besar Soedirman merupakan tokoh besar dan pahlawan nasional putra asli banyumas dan menjadi kebanggaan masyarakat banyumas khususnya kabupaten purbalingga sebagai tanah tempat kelahirannya. Jendral Besar TNI Anumerta Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 – meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun). Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/ Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi. Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.



Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.



Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan sekaligus tokoh besar HW. Jasa-jasanya kepada negeri ini besar sekali, sebagai salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan kepada beliau maka nama beliau diabadikan sebagai nama jalan protokol disetiap kota. Untuk mengenang perjuangan beliau, pemerintah beserta keluarga juga membuat monumen perjuangan jendral besar soedirman ditanah kelahirannya.

JENDRAL GATOT SUBROTO

Tentara yang aktif dalam tiga zaman ini pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL) pada masa pendudukan Belanda, anggota Pembela Tanah Air (Peta) pada masa pendudukan Jepang dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah kemerdekaan Indonesia serta turut menumpas PKI pada tahun 1948. Ia juga menjadi penggagas terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Berpendirian tegas dan memiliki solidaritas yang tinggi, merupakan ciri khas dari Jenderal Gatot Subroto. Pria lulusan Sekolah Militer Magelang masa pemerintahan Belanda, ini paling tidak bisa mentolerir setiap tindak kezaliman, walau oleh siapapun dan kapanpun.

Tidak banyak informasi yang dapat digali seputar biografis beliau kecuali beliau lahir dibanyumas pada tanggal 10 0ktober 1907 dan wafat dijakarta pada 11 juni 1962

. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 222/1962, Jendral Gatot Subroto diangkat sebagai tokoh Nasional/Pahlawan kemerdekaan Naional.

Untuk mengenang dan menghormati jasa beliau nama beliau diabadikan sebagai nama rumah sakit angkatan darat juga sebagai nama jalan utama disetiap kota.

RADEN MAS MARGONO JOYOHADIKUSUMO

Raden Mas Margono Djojohadikusumo (lahir banyumas 16 Mei 1894 – meninggal 25 Juli 1978 pada umur 84 tahun) adalah pendiri Bank Negara Indonesia. Ia adalah orang tua dari Begawan Ekonomi Indonesia, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, dan juga ayah dari dua pemuda yang gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong: Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo dan Taruna Soejono Djojohadikusumo[1]. Nama mereka diabadikan dalam nama cucunya, politikus dan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, Prabowo Subianto, serta pengusaha Hashim Sujono. Untuk mengenang jasa-jasanya maka didirikanlah rumah sakit besar dengan nama RSUD MARGONO dan musium uang BRI dipurwokerto banyumas.

PROF. DR. SOEMITRO JOYOHADIKUSUMO
lahir dibanyumas Jawa Tengah, (29 Mei 1917 – meninggal di Jakarta, 9 Maret 2001 pada umur 83 tahun) adalah salah seorang ekonom Indonesia yang terkenal. beliau juga termasuk tokoh besar dan pahlawan nasional kelahiran banyumas. Murid-muridnya banyak yang berhasil menjadi menteri pada era Suharto seperti JB Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro. Selain itu, Soemitro juga merupakan ayah dari Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto, ayah mertua dari mantan Gubernur Bank Indonesia, Soedradjad Djiwandono, dan juga besan dari mantan Presiden Indonesia, Soeharto.

Soemitro adalah anak dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama dan anggota BPUPKI.

Dalam pemerintahan, posisi yang pernah diembannya adalah sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Riset atau Menristek saat ini.

JENDRAL SOESILO SOEDARMAN

Susilo sudarman merupakan Bapak dari menteri koordinator kemaritiman kabinet kerja pemerintahan presiden joko widodo yaitu indroyono susilo merupakan salah satu tokoh besar dan pahlawan nasional kelahiran banyumas dan beliau adalah putra asli daerah Desa Gentasari Kecamatan kroya kabupaten Cilacap. Seabreg prestasi dan jabatan telah di sandang oleh jendral berbintang empat ini. Mulai dari seorang lulusan AKMIL terbaik pada tahun 1945-1948, duta besar luar biasa berkuasa penuh di Amerika serikat, menparpostel, menkopolkam pada era keprisedanan suharto,. Dan seabreg jabatan lainnya.

Jendral kelahiran 10 november 1928 ini wafat dijakarta pada 18 desember 1987 dan dimakamkan ditaman makam pahlawan kalibata jakarta dengan Upacara Kebesaran Militer. Bendera Setengah Tiang dikibarkan di seluruh Indonesia, selama 3 hari. Ia menyandang 25 Bintang Kehormatan, Satya Lencana dan penghargaan dari negara negara: Indonesia, Amerika Serikat, Negeri Belanda dan Kerajaan Austria.

Salah satu bentuk penghargaan kepada beliau keluarga dan pemerintah membangun musium susilo sudarman di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Museum ini menempati Pendopo Wisma Mbah Ageng, dibangun pada tahun 1899 oleh Eyang Dipakarsa, Penatus Pertama Desa Gentasari, yang dikenal pula sebagai Eyang Mendali, dan merupakan Eyang Buyut dari Soesilo Soedarman.

JENDRAL YASIR HADIBROTO

Gubernur propinsi lampung yang ke empat ini juga salah satu putra terbaik banyumas. Karir politiknya dimulai dari komandan kompi didaerah sumpiyuh banyumas .

Salah satu prestasi terbaik beliau adalah penyerangan terhadap persembunyian PKI di Wonosobo, pasukan yang dipimpinnya berhasil menewaskan 638 tentara pemberontak. Dialah yang memimpin penangkapan dan menembak mati Dipa Nusantara Aidit (D.N. Aidit), Ketua CC PKI yang mencetuskan peristiwa G-30-S tahun 1965. Setelah itu karirnya mulai melejit dikemiliteran. Berbagai jabatan dan prestasi telah beliau raih.

Pria kelahiran desa sikampuh kecamatan kroya kabupaten cilacap pada 23 oktober 1923 tercatat terakhir menjabat menjadi anggota dewan pertimbangan agung pada tahun 1992.

Disamping nama-nama diatas banyak lagi tokoh dan orang besar yang lahir dari daerah banyumas. Seperti pelawak indro, S. Bagio, darto helm, penyanyi mayangsari, anggun c. Sasmi hingga tokoh politik seperti khotibul umam wiranu, serta masih banyak lagi lainnya.

Kota Banjarnegara


Kuliner Banjarnegara

Makanan khas Banjarnegara

Keberagaman kuliner di Indonesia memang mampu membuat banyak wisatawan mancanegara takjub, dari Sabang hingga Merauke, ada banyak resep masakan khas nusantara yang bisa membuat wisatawan mancanegara ketagihan untuk datang lagi ke Indonesia.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki makanan khas dengan citarasa juara adalah Banjarnegara di Jawa Tengah. Karena, kebanyakan makanan khas Banjarnegara terkenal dengan variasi bumbunya.
1. Soto Krandegan
Makanan Khas Banjarnegara
Makanan khas Banjarnegara pertama dengan citarasa juara yaitu Soto Krandegan. Perpaduan kuah santan, irisan tauge, ketupat, dan potongan sapi di Soto Krandegan ini sangat cocok dijadikan menu sarapanmu di pagi hari.
Untuk mencari tempat penjual Soto Krandegan pun tidak terlalu sulit di Banjarnegara, datang saja ke Alun-Alun kota, kamu akan menemukan banyak pedagang yang menjual Soto Krandegan dengan rasa yang lezat.
Sekilas, kuliner khas Banjarnegara ini mirip dengan makanan opor, tapi kalau kamu sudah mencoba mencicipinya, maka akan tahu jenis rasa nikmat akan jauh lebih lezat dari jenis makanan opor pada umumnya.
Cara menyajiannya yaitu ketupat disiram dengan kuah santan yang kental, tambahkan tauge muda, kemudian tambahkan rempah-rempah seperti bawang goreng, daun bawang, dan sebagainya, setelah itu, baru ditambah irisan daging sapi. Soto Krandegan siap disantap.
2. Combro Kalipalet
Makanan Khas Banjarnegara
Combro Kalipalet via dygiant13.wordpress.com
Kalau sarapan dengan Soto Krandegan belum mengenyangkan perutmu, kamu bisa mencicipi Combro Kalipalet. Makanan khas Banjarnegara yang satu ini bisa dipadukan dengan Soto Krandegan.
Bahan dasar pembuatan Combro Kalipalet adalah singkong, dan sangat nikmat dimakan bersama dengan cabe rawit dan teh manis. Citarasa perpaduan manis dan pedas dari kuliner khas Banjarnegara ini pasti membuatmu ketagihan dengan kelezatannya.
Sekilas, Combro Kalipalet ini terlihat agak keras, tapi kalau sudah pernah mencicipinya, kamu akan tahu teksturnya sangat renyah ketika sudah sampai di lidah.
3. Bakso Ketupat
Hasil gambar untuk foto makanan bakso ketupat banjarnegara
Kalau kamu sengaja datang ke Banjarnegara untuk berburu makanan khasnya, maka kuliner yang satu ini wajib kamu cicipi yaitu Bakso Ketupat. Karena Bakso Ketupat ini cukup terkenal di Banjarnegara.
Terletak di belakang Polres Banjarnegara, warung makan yang menjual menu Bakso Ketupat ini tidak pernah sepi pengunjung setiap harinya. Dan harganya pun cukup murah yaitu hanya Rp 10.000, kamu sudah bisa mencicipi bakso unik ini.
Ciri khas lain dari Bakso Ketupat ini yaitu rasa kaldu sapinya begitu kental dengan rasa bakso enak sekali gigit. Selain itu, campuran ketupatnya pun cukup banyak, jadi pasti perutmu akan kenyang dengan seporsi bakso khas Banjarnegara ini.

4. Makanan Khas Banjarnegara: Es Dawet Ayu

Makanan Khas Banjarnegara
Es Dawet Ayu via wikipedia.org
Walaupun kamu bukan orang asli Banjarnegara, kamu pasti pernah melihat penjual Es Dawet Ayu yang sering menjajakan dagangannya di tempat-tempat umum seperti di sekolah, dekat kantor, dan sebagainya.
Karena, minuman segar khas Banjarnegara ini sangat terkenal dengan kelezatannya. Bahkan, saking lezatnya, banyak orang di Indonesia menjadikan Es Dawet bercampur gula Jawa ini sebagai minuman favoritnya. Selain itu, harganya pun cukup murah yaitu sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000 saja.
5. Buntil
Hasil gambar untuk foto makanan buntil banjarnegara
Pernah mendengar nama makanan khas Banjarnegara yang satu ini? Buntil ini cukup dikenal, terutama buat mereka yang sangat menyukai makanan pedas tapi gurih. Kamu juga bisa menemukan kuliner khas Banjarnegara ini di daerah lainnya di Jawa Tengah.
Buntil ini terbuat daun singkong dan santan kelapa. Dan biasanya disajikan dengan nasi hangat, ikan teri, dan petai. Sedangkan untuk rasa pedasnya digunakan cabai rawit agar rasa pedasnya lebih terasa, dan minumannya, biasanaya cuma es teh manis saja.
Buntil ini mirip dengan makanan khas Turki, bedanya kalau Buntil mengunakan daun singkong, sedangkan di Turki sana mengunakan daun anggur muda sebagai pembungkus kemudian diisi dengan nasi putih.
6. Tempe Mendoan
Tempe Mendoan adalah salah satu makanan khas Banjarnegara yang begitu sederhana yaitu tempe yang dibalut dengan tepung, kemudian ditambah sedikit irisan daun bawang sebagai penambah citarasanya.
Tapi, walaupun sederhana, citarasa yang dihasilkan perpaduan tempe dengan daun bawang yang dibalut dengan tepung ini, mampu membuat setiap orang yang pernah mencicipinya ketagihan. Tempe Mendoan ini cocok disantap menjelang malam.
7. Mie Ongklok
Hasil gambar untuk foto makanan mie ongklok banjarnegara
Hasil gambar untuk foto makanan mie ongklok banjarnegara
Kalau kamu ingin menikmati makanan berupa mie yang sedikit berbeda dari makanan mie pada umumnya, maka makanan khas Banjarnegara yang terakhir ini bisa jadi rekomendasi yang tepat untukmu.
Namanya adalah Mie Ongklok, cara membuatnya pun sedikit unik yaitu di kocok dengan beberapa bumbu-bumbu khusus. Bumbu khusus inilah yang membuat mie khas Banjarnegara ini memiliki harga jual yang mahal di banding jenis makanan berupa mie lainnya.
Biasanya mie ini dicampur dengan daging seperti daging sapi, atau ayam. Ditambahkan juga beberapa sayuran seperti sawi, kol, dan sebagainya. Soal rasa, dijamin mie ini pasti membuatmu ketagihan.
Nah, itulah beberapa makanan khas Banjarnegara dengan citarasa juara. Semoga referensi kuliner khas dari Banjarnegara ini bermamfaat.

Oleh-oleh Khas Kota Banjarnegara

1. Pepaya Gunung (Carica) Buah Carica (https://budparbanjarnegara.com) Buah Carica, yang memiliki nama latin Carica Pubescens ini masuk...