1. Pepaya Gunung (Carica)

Buah Carica, yang memiliki nama latin Carica Pubescens ini masuk dalam golongan famili Pepaya. Hanya saja, bertolak belakang dengan Pepaya yang biasa hidup di tempat panas , justru Carica hanya bisa tumbuh ditempat dataran tinggi dengan suhu udara relatif dingin. Oleh karena itu, buah ini banyak tumbuh di Dataran Tinggi Dieng (1.500-3.000 meter di atas permukaan laut).
Tanaman pepaya gunung (carica) merupakan pohon kecil atau perdu yang tidak berkayu, mirip dengan pepaya biasa. Tetapi mempunyai cabang yang lebih banyak dan ukuran semua bagian tanaman lebih kecil. Tinggi rata-rata adalah 1-2 meter namun bisa juga lebih tinggi. Buah pepaya gunung ini yang dapat diolah dan dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya dapat dijadikan sirup, jus, manisan dan selai. Buah carica cocok dimakan oleh orang yang memiliki perut lemah terhadap buah-buahan karena mempunyai sifat memperbaiki pencernaan. Untuk info lebih lengkapnya, Anda bisa juga baca artikel tentang carica di wikipedia tentang pepaya gunung (carica).
2. Keripik Kentang

Seperti yang sudah diketahui, Dataran tinggi Dieng memiliki potensi pertanian yang bagus. Kentang yang dihasilkan sangat lah memiliki kualitas yang tinggi.
Kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Jawa Tengah yang dikenal ada 2 jenis yaitu Kentang Sayur (Varietas Granola) dan kentang proses (Varietas Atlantik dan Herta). Kentang proses adalah kentang yang dapat diolah menjadi berbagai makanan diantaranya keripik kentang. Keripik kentang ada 2 macam yaitu keripik kentang putih dan keripik kentang kuning.
Keripik kentang yang dikemas secara higenis dengan rasa asin dan gurih ini dibuat oleh home industri kentang yang di pakai adalah jenis potato, atau khusus untuk dibuat keripik kentang. Keripik kentang dieng, harga lebih murah rasa gak kalah sama keripik potato-potato yg ada di supermarket-supermarket.
3. Purwaceng (pimpinella pruatjan), Ginsengnya Orang Dieng

Purwaceng adalah minuman khas Dieng yang dibuat dari rebusan tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan), species yang hampir punah ini hanya tumbuh di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Purwaceng sejak jaman raja-raja Jawa dahulu dikenal sebagai pendongkrak stamina dan pengobar gairah seksual. Inilah yang membuat Purwaceng juga dikenal sebagai viagra tradisional.
Rasanya pedas seperti air jahe, sensasi ini dihasilkan oleh akar dan bijinya. Purwaceng sangat cocok disajikan selagi hangat dan diminum dalam cuaca dingin, seperti yang setiap hari terjadi di Dieng.
4. Kopi Banjarnegara

Tanaman kopi tersebar di Desa Ratamba (Kecamatan Pejawaran), Babadan (Pagentan), Kubang dan Dawuhan (Wanayasa), Leksana (Karangkobar), serta Karanganyar dan Majatengah (Kalibening).
Tanaman kopi yang dikembangkan, yakni robusta untuk wilayah yang berada pada ketinggian kurang dari 1.000 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan arabica untuk wilayah yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl.

Kopi Arabica dikonsentrasikan di Kecamatan Pejawaran dan Karangkobar serta Kecamatan Wanayasa untuk Robusta.
Yang unik Kopi Arabica Ratamba, tanpa rasa pahit sama sekali. Bahkan mereka bisa menemukan rasa manis dan ada rasa teh yg muncul.
Di Purwokerto, Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lainnya saat ini sudah banyak yang menggunakan kopi Banjarnegara.
5. Dodol Salak

Dodol Salak adalah makanan sejenis dodol yang terbuat dari buah salak dan sangat menarik untuk dijadikan oleh-oleh atau buah tangan. Proses pembuatan Dodol Salak ini cukup sederhana. Resep dodol salah terdiri dari bahan utama salak ditambah bahan pembuat dodol pada umumnya.
6. Sirup Salak
Dodol Salak adalah makanan sejenis dodol yang terbuat dari buah salak dan sangat menarik untuk dijadikan oleh-oleh atau buah tangan. Proses pembuatan Dodol Salak ini cukup sederhana. Resep dodol salah terdiri dari bahan utama salak ditambah bahan pembuat dodol pada umumnya.
Salak adalah salah satu jenis buah yang sangat mudah kita temui di negeri tercinta kita ini. Buah ini cukup unik karena memiliki kulit keras yang seperti sisik beserta isi yang juga keras berwarna cokelat kehitaman yang orang-orang Jawa menyebutnya sebagai kenthos. Jika dilihat dari pohonnya salak tumbuh dengan batang yang penuh dengan duri dan daun-daun yang kecil memanjang, dengan buah yang tumbuh disela-sela batang yang berduri tersebut.
Salak memiliki nama binomial Salacca zalacca namun orang-orang bule memiliki sebutan yang sangat unik yaitu snake fruit yang apabila kita artikan kedalam bahasa Indonesia adalah buah ular. Hal ini mungkin kulit salak seperti yang kami sebutkan diatas memiliki kulit yang seperti sisik, sehingga buah ini disebut demikian.
Asal-usul dari buah ini sampai sekarang memang masih tidak diketahui, namun pohon salak sendiri tumbuh liar di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Selain itu buah Salak juga diperkenalkan dibeberapa negara lain seperti Filipina, Papua Nugini, Queensland maupun Fiji, dan juga dibudidayakan di Thailand dan Malaysia.